Sabtu, 18 Februari 2017

Apa benar, Indonesia surga peretas!

UPDATELIPUTAN. Dalam laporan yang dirilis Akamai Report, Indonesia telah menjadi surga bagi para penjahat siber sejak tahun 2013 yang lalu.
Ilustrasi Peretas (Hacker) 
 Pada tahun yang sama, Telematika Sharing Vision menyampaikan hasil penelitiannya bahwa Indonesia mendapat 42.000 serangan dunia maya per hari.

Technical Consultat PT Prosperita-ESET Indonesia, Yudhi Kukuh, mengatakan, menemukan siapa yang bertanggungjawab dibalik sebuah kejahatan siber sangatlah sulit. Namun, kata dia, pihaknya menemukan makin banyak data yang menunjukkan bahwa pelaku cyber crime berasal dari Indonesia.

"Hal tersebut menyusul temuan penyebaran malware Remote Access Trojan (RAT) lokal di Indonesia secara terbuka melalui beberapa forum lokal. Pelaku menjajakan berbagai program RAT dengan harga yang cukup terjangkau," kata Yudhi, dalam siaran pers yang diterima Beritasatu.com, Sabtu (18/2).

Kejahatan siber di Indonesia, lanjut dia, polanya mirip dengan kejahatan narkoba. Jika dulu Indonesia hanya menjadi sasaran kejahatan siber, dengan besarnya jumlah pengguna internet yang kini mencapai 88,1 juta pengguna (berdasarkan data APJII), Indonesia telah berubah menjadi sarang pelaku kejahatan cyber.

"Sejak akhir 2016, kami sudah memprediksi kemunculan banyak malware lokal. Terlebih, dengan mudahnya orang mendapatkan script yang disebar secara cuma-cuma atau diperjualbelikan dengan murah di dark web menjadi salah satu pemicu makin maraknya kejahatan siber di Indonesia," kata Yudhi.

Untuk mencegah hal ini, lanjut dia, seluruh pihak mulai dari pemerintah, korporasi maupun masyarakat, harus bersama-sama melakukan gerakan sadar kejahatan siber dan menjadikannya sebagai sebuah keharusan.

"Pemerintah diharapkan lebih gencar dalam kampanye anti kejahatan siber. Bagi masyarakat, terutama kalangan orang tua harus melidungi anak-anak mereka dari kejahatan siber dan lebih jauh lagi tidak terlibat dalam hal itu. Sedangkan bagi korporasi, tentunya harus memiliki program edukasi yang jelas dan berkala untuk setiap personel terkait keamanan data," tambah Yudi. (sumber : Berita Satu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar